Monday, October 29, 2012

Perjalanan Hidup Muhammad SAW #part1



"iqro' bismirobbika alladzi kholaq"
                                                                                                     
Bermula dari ayat tersebut, seberkas cahaya mulai tampak, untuk menerangi umat manusia dari kegelapan yang nyata. Dimulai dari suatu wilayah dan zaman di mana pada saat itu keadaan umatnya benar-benar gelap, digelimpangi dengan perbuatan-perbuatan keji, perbudakan dimana-mana, dan kegiatan-kegiatan bodoh lainnya. Walaupun saat itu terdapat beberapa kebiasaan yang baik, namun aktivitas nista lebih dominan. Ya, tempat itu adalah Jazirah Arab pada abad ke 6.

Saya akan menceritakan sekilas gambaran masyarakat Arab. Pada saat itu, perbedaan kasta antara lelaki dan perempuan sangatlah terlihat. Sebuah keluarga akan senang dan bangga apabila mereka memiliki anak lelaki, namun akan sangat malu apabila memiliki anak perempuan, bahkan tak segan-segan untuk membunuhnya.

Kemudian dari tradisi pernikahan. Ada 4 tradisi pernikahan yang ada pada zaman itu. Yang pertama adalah pernikahan yang biasa kita kenal saat ini, pernikahan normal dimana dimulai dari melamar calon wanita, kemudian menikahinya. Yang kedua dinamakan istibdho'
, yaitu pernikahan yang bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang berkalitas. Caranya dengan menyuruh sang istri untuk berhubungan dengan si fulan yang terkenal memiliki keunggulan tertentu dengan harapan agar keunggulan itu bisa menular ke anak yang dikandung sang istri. Sang suami tidak menyentuh sang istri sehingga sang istri hamil. Kemudian yang ketiga adalah pernikahan dimana seorang wanita akan berhubungan dengan beberapa pria yang jumlahnya kurang dari sepuluh. Kemudian apabila si wanita hamil, dan akhirnya lahir seorang anak, maka dia akan memanggil seluruh pria yang dulu pernah berhubungan dengannya dan memilih siapa bapaknya dari pria-pria tersebut. Si pria harus bertanggung jawab dengan itu. Yang terakhir adalah pernikahan yang agak mirip dengan jenis yang ketiga. Bedanya ada pada jumlah  orangnya dan penentuan keturunannya menggunakan ahli pernasaban (Qoif).

Kemudian paganisme yang merebak di Jazirah Arab saat itu, memperlihatkan begitu terbelakanngnya kondisi bangsa arab. dalam hal perdagangan, begitu banyak pemberatan timbangan dan kecurangan-kecurangan lain .  Masih banyak aktivitas-aktivitas buruk lainnya yang bisa kita dapatkan.

Di tengah kecarut-marutan bangsa arab saat itu, kemudian Allah menurunkan seorang anak yang maksum, yang pada saat dewasa beliau merupakan seorang presiden yang berwibawa, panglima yang cerdik, hakim yang adil, ustadz yang mahir, suami yang lembut, ayah yang tegas, yang berani memotong tangan anaknya sendiri apabila terbkti mencuri, yang berani terjun ke dalam medan peprangan dalam keadaan genting, yang ibadahnya tak putus-putus walaupun sudah dijamin masuk surga-Nya. Ya, beliau adalah Rasulullah Muhammad SAW.

Muhammad lahir tanpa seorang ayah, karena ayahnya, Abdullah meninggal saat Muhammad berada di kandungan. Dan beliau ditinggal mati ibunya ketika umurnya masih kecil. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Mutholib hingga kakeknya wafat. Kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, hingga dewasa. Abu Tholib juga salah seseorang yang selalu melindungi dakwah Muhammad, walaupun hingga akhir hayatnya dia belum masuk Islam.

Ahmad, ia biasa dipanggil ketika kecil, sudah menunjukan potensinya sejak belia. Dimulai semenjak menjadi seorang penggembala kambing yang jujur, hingga pada saat peristiwa pengangkatan hajar aswad yang mengakibatkan beliau dijuluki sebagai al-amin (bisa dipercaya). Ceritanya begini, suatu saat terjadi banjir besar di Makkah. Banjir yang besar itu mengakibatkan Ka'bah rusak sehingga harus direnovasi. proses renovasi pun dimulai dengan penggalangan dana. Kemudian dibangunlah kabah dari awal hingga akhirnya prosesi terakhir adalah meletakan hajar aswad pada tempatnya. Terjadi perselisihan antar kabilah terkait kabilah mana yang paling pantas untuk meletakan hajar aswad tersebut. Terjadi saling klaim bahwa kabilahnya lah yang paling pantas untuk meletakan hajar aswad. Suasana memanas, hingga akhirnya ada seseorang yang mengusulkan untuk menyerahkan permasalahan ini kepada orang yang paling awal memasuki area Ka’bah dan ternyata orang itu adalah Muhammad. Dengan kecerdikannya, Muhammad kemudian meletakan selembar kain di tanah. Kemudian setiap kabilah diminta untuk memegang ujung-ujung kain tersebut. Muhammad lalu meletakan hajar aswad ke atas kain tersebut, dan menginstruksikan para petinggi kabilah untuk membawa hajar aswad dengan cara mengangkat kain hingga tempat dimana hajar aswad diletakan. Kemudian setelah sampai tempatnya, Muhammad mengambil hajar aswad tersebut dan meletakannya di tempatnya. Ide pemersatu yang tak terpikirkan sebelumnya.

Berkat kejujurannya juga, Muhammad menjadi pedagang yang sukses. Beliau mulai bedagang dengan mengikuti kafilah dagang pamannya ke Syam. Hingga akhirnya beliau bekerja pada seorang janda kaya yang bernama Khadijah. Prestasinya yang mengagumkan membuat Khadijah tertarik kepada beliau hingga akhirnya mereka diikat dengan ikatan suci pernikahan. Muhammad menikahi Khadijah ketika berumur 25 tahun.

#to be continued

No comments:

Post a Comment